
Tempat pencucian mobil CAR di Bintaro, Jakarta Selatan. (Foto: CNN Indonesia/Mohammad Ilham)
Limbah hasil pencucian mobil akhir-akhir ini ramai jadi perbincangan setelah menyulut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga angkat bicara. Anies menanggapi dengan mengatakan bakal mengatur tempat usaha cuci mobil terkait pengolahan limbah.Usaha pencucian mobil dianggap sebagai salah satu penyebab sisa detergen bisa sampai ke sungai. Dugaan itu muncul setelah sebelumnya muncul penampakan busa di Kali Item dan Kali Sentiong, lantas viral di media sosial.
Jajang, manajer usaha pencucian mobil robotik CAR menjelaskan desain tempat usahanya sudah tepat karena sesuai aturan. Tempat usaha itu dikatakan memiliki instalasi pengolahan limbah.
"Kalau ditempat kita sih ada analisis dampak lingkungan sebelum tempat usaha diizinkan beroperasi pada 2006 lalu," kata Jajang ketika didatangi CNNIndonesia.com, Kamis (10/1).
Di lokasi tempat usaha bisa terlihat instalasi pengolahan limbah yang dimaksud merupakan jalur aliran air yang sebagian berbentuk pipa. Jajang memastikan sisa air bekas cuci mobil tidak dibuang ke selokan namun dialirkan ke "tempat khusus".
Jajang mengungkap mesin pencuci mobil otomatis di tempat usahanya membutuhkan 3 ribu sampai 4 ribu liter setiap hari. Jajang mengakui menggunakan detergen, namun dia tidak paham mengenai kandungan detergen tersebut.Usaha pencucian mobil dianggap sebagai salah satu penyebab sisa detergen bisa sampai ke sungai. Dugaan itu muncul setelah sebelumnya muncul penampakan busa di Kali Item dan Kali Sentiong, lantas viral di media sosial.
Jajang, manajer usaha pencucian mobil robotik CAR menjelaskan desain tempat usahanya sudah tepat karena sesuai aturan. Tempat usaha itu dikatakan memiliki instalasi pengolahan limbah.
"Kalau ditempat kita sih ada analisis dampak lingkungan sebelum tempat usaha diizinkan beroperasi pada 2006 lalu," kata Jajang ketika didatangi CNNIndonesia.com, Kamis (10/1).
Di lokasi tempat usaha bisa terlihat instalasi pengolahan limbah yang dimaksud merupakan jalur aliran air yang sebagian berbentuk pipa. Jajang memastikan sisa air bekas cuci mobil tidak dibuang ke selokan namun dialirkan ke "tempat khusus".
Jajang mengungkap mesin pencuci mobil otomatis di tempat usahanya membutuhkan 3 ribu sampai 4 ribu liter setiap hari. Jajang mengakui menggunakan detergen, namun dia tidak paham mengenai kandungan detergen tersebut.
Sarno, pengelola "Ben Mencling" mengungkap jalur pembuangan limbah air bekas pencucian mobil pada tempat usahanya tidak mengaliri selokan. Menurut dia pembuangan itu berada di bawah tanah.
"Resapan air limbah hasil cuci kita sih cukup membantu sih karena biar limbah tersebut ga terbuang kemana-mana," kata Sarno.
Sekitar 70 - 100 unit masuk ke tempat pencucian mobil Ben Mencling setiap hari. Buat melayani konsumen dibutuhkan 2 ribu - 3 ribu liter per hari.
Sebelumnya tiga usaha pencucian mobil yang ditemui di kawasan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, meyakini detergen yang mereka gunakan buat pencucian ratusan mobil setiap hari "tidak berbahaya".
Satu dari pelaku usaha itu setuju bila Anies ingin mengatur ulang bisnis cuci mobil, sedangkan satu lainnya tidak setuju. Orang terakhir ingin ada ide lain sebab menurut dia upaya Anies bisa mempersulit pengusaha. (ham/fea)
Comments