Kabar Baik, Vaksin yang Dikembangkan untuk Kalahkan Virus Corona Dapat Bertahan Lama Tribunnews | 22

News update

TRIBUNNEWS.COM - Ada berita baik datang di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 yang mendunia.
Seperti dilansir dari Kompas.com, vaksin yang sedang dikembangkan tersebut diperkirakan akan sangat efektif dan dapat bertahan lama.



Meski saat ini vaksin tersebut masih dalam proses yang memakan waktu lama.
Tidak hanya itu, kabar baik lainnya sebagaimana dilansir dari penelitian Universitas Johns Hopkins, mengatakan virus corona alias SARS-Cov-2 alias Covid-19 tidak melakukan mutasi di dalam tubuh manusia.
virus biasanya mengalami evolusi, yaitu melakukan replikasi diri dari inangnya dan menyebar ke seluruh populasi.
Namun, Covid-19 rupanya tidak cepat bermutasi.


ILUSTRASI - Teknisi pendukung klinis Douglas Condie mengekstrak virus dari sampel swab sehingga struktur genetik virus dapat dianalisis dan diidentifikasi di laboratorium pengujian coronavirus di Glasgow Royal Infirmary, Glasgow, Inggris Raya. Rabu (19/02/2020). (Jane Barlow/POOL/AFP) (AFP/JANE BARLOW)

Selain kabar baik tersebut, pakar ilmuwan juga berusaha memaparkan bagaimana tahapan uji klinis vaksin berproses. 
Lamanya proses itu untuk memastikan keselamatan manusia dan mengetahui seberapa bermanfaatnya vaksin tersebut.
Menurut Bruce Thompson, Dekan Fakultas Kesehatan di Universitas Swinburne, Australia, pengobatan apa pun yang dijual harus melewati beberapa tahapan proses standardisasi berdasarkan uji coba klinis mulai dari fase 1 sampai fase 3. 
Dia mengatakan, "Kita harus memastikan obat atau vaksin itu aman, tidak melukai dan tahu seberapa efektivitasnya."
Prosesnya secara umum terbagi menjadi enam fase:
Desain Vaksin: 
Proses di mana para pakar mempelajari patogen dan memutuskan bagaimana sistem imun bisa menyadari kehadiran patogen tersebut.
Uji Hewan: Vaksin baru yang diuji kepada hewan berfungsi untuk menunjukkan apakah vaksin itu dapat bekerja dan tidak memiliki efek samping yang ekstrem.
Uji Klinis Tahap I : Merepresentasikan uji pertama kepada manusia untuk mengetahui tingkat keamanannya, dosisnya dan efek sampingnya.
Uji coba ini hanya membutuhkan sedikit relawan.
Uji Klinis Tahap II: Terdapat analisis mendalam tentang bagaimana cara kerja vaksin secara biologis.
Uji coba ini melibatkan relawan lebih banyak dan membutuhkan penilaian terhadap respons psikologis dan interaksi selama perawatan.
Intinya, uji coba vaksin virus corona menilai bagaimana stimulasi vaksin dalam sistem imun bekerja.
Uji Klinis Tahap III: Adalah tahap akhir yang melihat bagaimana jumlah besar relawan yang diuji coba merespons dalam waktu lama.
Persetujuan Peraturan: Terakhir, badan pengawas akan melihat bukti dari hasil uji coba klinis dan menyimpulkan apakah vaksin dapat diberikan seluruhnya atau tidak. 
Namun, untuk kasus Covid-19, proses uji klinis dipercepat dalam beberapa tahap.

Seperti yang dilaporkan STAT News, vaksin yang dikembangkan Moderna telah melewati tahapan dari desain vaksin langsung ke uji klinis tahap I. 

Vaksin mRNA-nya bahkan melewatkan tes klinis kepada hewan.
Tes-tes itu telah berlangsung di Seattle, Kaiser Permanente Washington Health Institute dengan jumlah relawan yang sudah mendaftar.
Update kasus virus corona di Dunia

Ilustrasi virus corona (sciencefocus.com)

Penyebaran virus corona terus meluas hingga terkonfirmasi di 200 negara.
Merujuk data dari Worldometer, kasus virus corona tercatat mencapai 529.614 kasus hingga Jumat (27/3/2020) pagi.
Jumlah kematian akibat virus yang menyerang bagian pernapasan ini mencapai 23.976, sedangkan yang sembuh adalah 123.380.
Berikut ini 10 negara yang memiliki kasus terbesar:
1. Amerika Serikat, 83.672 kasus, 1.209 orang meninggal, total sembuh 1.864.
2. China, 81.285 kasus, 3.287 orang meninggal, total sembuh 74.051.
3. Italia, 80.589 kasus, 8.215 orang meninggal, total sembuh 10.361.
4. Spanyol, 57.786 kasus, 4.365 orang meninggal, total sembuh 7.015.
5. Jerman, 43.938 kasus, 267 orang meninggal, total sembuh 5.673.
6. Iran, 29.406 kasus, 2.234 orang meninggal, total sembuh 10.457.
7. Perancis, 29.155 kasus, 1.696 orang meninggal, total sembuh 4. 948.
8. Swiss, 11.811 kasus, 191 orang meninggal, total sembuh 131.
9. Inggris, 11. 658 kasus, 578 orang meninggal, total sembuh 135.
10. Korea Selatan, 9.241 kasus 131orang meninggal, dan 4.144 sembuh.

Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. (BNPB)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau

Covid-19

Achmad Yurianto

mengungkap pasien positif

virus corona

yang meninggal dunia bertambah 20 orang.
Sehingga, total pasien positif

virus corona

yang meninggal dunia di Indonesia hingga saat ini sebanyak 78 orang.
"Kasus kematian ada penambahan sebanyak 20 kasus sehingga totalnya ada 78 orang," kata

Achmad Yurianto

di Kantor BNPB,

Jakarta Timur, Kamis (26/3/2020).
Lebih lanjut, Achmad Yurianto menambahkan, ada penambahan pasien sembuh virus corona sebanyak 4 orang.
Sehingga total menjadi 35 orang.
"Secara akumulasi juga bahwa sampai dengan hari ini sudah ada 4 lagi penambahan kasus yang sembuh, oleh karena itu jumlah kasus sembuh ada 35 orang," jelasnya.
Achmad Yurianto pun mengupdate penambahan pasien positif

virus corona

(Covid-19) menjadi 893 kasus di Indonesia.
"Ada penambahan kasus baru sebanyak kurang lebih 103 orang sehingga 893 total kasus pada hari ini," kata


Comments